cover
Contact Name
Nurhadi Siswanto
Contact Email
corak.jurnalsenikriya@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
corak.jurnalsenikriya@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kab. bantul,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Corak : Jurnal Seni Kriya
ISSN : 23016027     EISSN : 26854708     DOI : -
Core Subject : Humanities, Art,
CORAK adalah jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Jurusan Kriya, Fakultas Seni Rupa, Institut Seni Indonesia Yogyakarta dengan nomor p-ISSN: 2301-6027 dan nomor e-ISSN: 2685-4708. Jurnal ini berisikan tentang artikel hasil penelitan, gagasan konseptual (hasil pemikiran), penciptaan, resensi buku bidang seni kriya dan hasil pengabdian masyarakat dalam bidang kriya.
Arjuna Subject : -
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol 5, No 2 (2016): NOVEMBER 2016" : 8 Documents clear
FINISHING BURNING EFFECT PADA PENCIPTAAN PATUNG KERAMIK UNTUK MENGHADAPI KOMPETISI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA) Lutse Lambert Daniel Morin; Otok Herum Marwoto
Corak : Jurnal Seni Kriya Vol 5, No 2 (2016): NOVEMBER 2016
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1608.701 KB) | DOI: 10.24821/corak.v5i2.2384

Abstract

Penelitian ini adalah sebuah eksplorasi penciptaan untuk mendapatkan produk keramikyang menekankan pada effect finishing guna terciptanya keramik yang memiliki nuansa etnisIndonesia sehingga dapat berkompetisi pada pasar global. Hal ini bertujuan untuk meningkatkandaya saing produk-produk para pengrajin keramik dalam rangka menghadapi pasar bebas asiatenggara atau sering disebut Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Target penelitian pada tahunpertama menciptakan produk keramik dengan finishing burning untuk memperoleh efek yangunik dan menarik. Teknik burning terhadap unsur cat baik yang water base maupun oil basedapat memberikan kesan antik dan maskulin sesuai dengan kecenderungan desain (trenddesain) saat ini. Metode yang dilakukan adalah dengan melakukan eksperimen pada prosesfinishing keramik guci untuk menghasilkan efek bakar. Kata Kunci: keramik, finishing burning effect, masyarakat ekonomi Asean.
POTENSI PENGEMBANGAN INOVASI DESAIN PRODUK KRIYA KUKM INDONESIA DI ERA INDUSTRI KREATIF Agung Wicaksono
Corak : Jurnal Seni Kriya Vol 5, No 2 (2016): NOVEMBER 2016
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (561.789 KB) | DOI: 10.24821/corak.v5i2.2380

Abstract

Inovasi desain produk kriya dapat dilakukan mulai dari pembuatan konsepperancangannya yang mengacu pada perubahan konsumennya. Produk kriya yang memilikibasis budaya dalam komunitas masyarakat tradisi sangat dibebani oleh nilai-nilai filosofis.Perubahan desain produknya sangat evolutif atau cenderung sangat lambat dan meiliki polapolatertentu. Produk kriya yang dihasilkan sebagai komoditas untuk memenuhi kebutuhankonsumen cenderung berjalan relatif lebih dinamis. Kunci utama perubahan terletak pada SDMpelakunya yang memiliki kemauan dan keterampilan untuk menginovasi desain produk supayamemiliki nilai tambah yang lebih baik lagi. Bangsa Indonesia memiliki modal untuk membuatperubahan pada desain produk kriyanya. Keterbukaan terhadap informasi dan warisan budayaadiluhung merupakan dua faktor penting terjadinya inovasi pada desain produk kriya. Kata kunci : inovasi desain, produk kriya, industri kreatif
VIABILITAS RAGAM HIAS SULUR-GELUNG Agung Wicaksono; Akhmad Nizam
Corak : Jurnal Seni Kriya Vol 5, No 2 (2016): NOVEMBER 2016
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (607.739 KB) | DOI: 10.24821/corak.v5i2.2385

Abstract

Motive of ukel, lung or plant tendrils (forming like question mark) spiraling inside andoutside is named sulur gelung ornament. These ornaments are often found in Hinduism andBudhist temples even in the mosque with particular style. Sulur gelung ornament has to befondness for people when we look at the craft as visual art. Many artefacs of heritage oftenvisualized form of lung or ukel. In javanese fashion ukel as trendil of hair fastened by ukel konde.Ukel konde is used for make up on the face also for forming of puppet’s hair and isen-isen, evenfor forming of punokawan’s hair (Semar, Gareng, Petruk, and Bagong). Form like ukel is alsofound in the architecture of mosque especially on the mihrab or altar, we can also be found inthe architecture of javanese traditional house. The temples of Hinduism and Budhist in Javahave ornament of sulur gelung, for example Candi Gondosuli, Candi Gedongsongo, CandiKalasan, candi Prambanan, Candi Sewu, Candi Lumbung, and many of temples in East Java.Is this ornament comes from India through the Hinduism or Hinduism-Budhist diffusionto Java? Or possibly this is an original local archetype of java or is this the result of aculturationof Hinduism-Budhist, Java, and Islam ? This reaserch will review the sulur gelung ornamentprovenience which is commonly using as fix pattern and the spirit or viability of javanese style.The sulur gelung ornament has evoluted since Hinduism-Budhist until Islamic diffusion asreception religion in the culture. Key wors : aculturation, ornament, sulur-gelung
TEPAS KEPRAJURITAN SEBAGAI SUATU WADAH ORGANISASI BAGI PRAJURIT KERATON YOGYAKARTA Anna Galuh Indreswari
Corak : Jurnal Seni Kriya Vol 5, No 2 (2016): NOVEMBER 2016
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1063.03 KB) | DOI: 10.24821/corak.v5i2.2381

Abstract

Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mencari tahu mengenai hal-hal penting yangberkaitan dengan Tepas Keprajuritan di Keraton Yogyakarta. Hal-hal penting mengenai TepasKeprajuritan sebagai suatu organisasi yang didirikan untuk kemajuan prajurit KeratonYogyakarta khususnya secara manajemennya. Hal-hal penting tersebut, di antaranya yaitu: (1)struktur organisasinya; (2) manajemennya; (3) sistem perekrutan pegawai; (4) penempatan danrotasi; dan (5) budaya kekuasaan di dalam organisasi tepas.Penelitian yang mengambil Tepas Keprajuritan sebagai obyeknya ini sudah barang tentumembutuhkan metode penelitian. Metode penelitian berguna untuk menemukan jawaban atassegala pertanyaan atau permasalahan. Penggunaan metode penelitian dalam memecahkanpermasalahan atau mencari jawab atas pertanyaan penelitian menggunakan beberapa metodedari disiplin ilmu yang berbeda. Penelitian ini menggunakan metode multidisiplin. Beberapametode dari disiplin ilmu yang berbeda di antaranya, yaitu: ekonomi; estetika; sejarah; danantropologi. Sedangkan metode pencarian data dilakukan dengan cara, yaitu: observasi;wawancara; dokumentasi; dan pustaka.Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa Tepas Keprajuritan adalah suatuorganisasi yang strukturnya dibagi dua, yaitu: secara admininstratif dan seremonial. Tepasadalah suatu organisasi yang mengutamakan pendekatan secara kekeluargaan. TepasKeprajuritan didirikan dengan tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan paraanggota prajurit Keraton Yogyakarta. Selain itu, adanya Tepas Keprajuritan, dapat menjaga rasakebersamaan dan kerukunan di antara anggota prajurit Keraton Yogyakarta serta para pengurustepas dalam suatu wadah organisasi. Keywords: Tepas Keprajuritan, Keraton Yogyakarta, organisasi, manajemen.
PENGELOLAAN POTENSI LOKAL MASYARAKAT BANJARNEGARA MELALUI UKM BATIK DI GUMELEM, BANJARNEGARA, JAWA TENGAH Retno Purwandari; Budi Hartono
Corak : Jurnal Seni Kriya Vol 5, No 2 (2016): NOVEMBER 2016
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1194.806 KB) | DOI: 10.24821/corak.v5i2.2386

Abstract

Batik merupakan salah satu budaya Indonesia yang saat ini sedang menjadi salah satu pembicaraan di kancah Internasional. Mendunianya batik Indonesia tidak lepas dari peran batikbatik yang berada di seluruh nusantara, terutama batik Jawa. Salah satu kota yang masyarakatnya sudah ada yang menggeluti batik ialah Banjarnegara, khususnya di Gumelem, meskipun tidak setenar Pekalongan. Batik Gumelem ini dipengaruhi oleh batik dari wilayah Sokaraja. Dua UKM Batik yang dirangkul pengabdi sebagai wujud pengelolaan potensi lokal adalah Batik “Mirah” dan “Giat Usaha”. Dari hasil komunikasi antara perajin, pemerintah, dan pengabdi ditemukan beberapa permasalahan yang dimiliki oleh perajin, terutama faktor keterbatasan pengetahuan, keterampilan, dan alat-alat penunjang. Melalui program pengabdian masyarakat yang dilaksanakan perguruan tinggi diharapkan mampu memberikan solusi atas permasalahan perajin tersebut. Perguruan tinggi bisa lebih meningkatkan permasalahan teknis desain yang lebih laku di pasaran, teknik pewarnaan, dan manajeman produksi, sedangkan perajin lebih giat lagi meningkatkan kualitas produk dan menjalin mitra yang lebih maju untuk meningkatkan produksinya. Pemerintah daerah melalui program-programnya untuk memajukan perajin bisa memberikan kelonggaran fasilitas dalam berwirausaha. Sebagai wujud solusi dari permasalahan UKM dilaksanakan beberapa kegiatan. Pelatihan desain motif batik secara manual diharapkan merangsang perajin lebih kreatif menciptakan motif batik bernuansa kekhasan lingkungan Gumelem, Banjarnegara. Pelatihan desain motif batik berbasis komputer ditujukan untuk mempermudah proses mendesain supaya lebih cepat dan kreatif. Pembuatan cap batik kayu dan pelatihan menggunakannya diharapkan mampu membekali perajin supaya lebih bisa meningkatkan produksinya dengan mengenalkan teknik cap batik yang memiliki kekhasan dibanding cap batik tembaga.Kata Kunci: potensi lokal; UKM Batik; Gumelem, Banjarnegara Batik is the one of Indonesian culture that being trending topic in the world recently. A global Indonesian Batik can’t ignore Batiks Nusantara role, especially Javanese Batik. The small city whose community already working Batik is Banjarnegara, actually at Gumelem, although not a well-known like Pekalongan. Gumelem batik gets influence from Sokaraja Batik. Two Batik Small and Medium Enterprises which invited as a form of management local potential are “Mirah” and “Giat Usaha” Batik. From the communication between handicraft workers, government, and volunteers, several problems were found owned by handicrafts workers, especially the lack of knowledge, skill, and supplementary equipment. Through the program of devotion the community that were held college are expected to provide solutions to the problems handicraft workers. College could further improve technical issues design more deportment in the market, staining technique, and management production, while handicraft workers harder to improve the quality of products and develop a partner that more advanced to increase production. Local government through its programs to advance handicraft workers can give a respite of facilities on business activities. As a solution of Batik Small and Medium Enterprises carried out some activities. Training design a batik manually expected to stimulate handicraft workers more creative created a batik specialties Gumelem nuance. Training design a batik based on a computer intended to ease the process design to be faster and creative. Making wood batik stamps and training to use it is expected the handicraft workers to be more easily to increase production with the introduction batik stamp technique that has unique value than copper batik stamp. Keywords: local potential; Batik Small and Medium Enterprises; Gumelem, Banjarnegara
GERABAH SITI KENCONO AJI DI DESA PANJANGREJO PUNDONG BANTUL Indro Baskoro; Arif Suharson
Corak : Jurnal Seni Kriya Vol 5, No 2 (2016): NOVEMBER 2016
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1212.028 KB) | DOI: 10.24821/corak.v5i2.2382

Abstract

Kelompok pengrajin gerabah Siti Kencono Aji adalah salah satu kelompok pengrajingerabah yang ada Desa Panjangrejo. Kelompok pengrajin ini didirikan sebagai wahana kegiatanbersama untuk meningkatkan kesejahteraan kelompok pada khususnya dan kesejahteraanmasyarakat pengrajin gerabah di Desa Panjangrejo pada umumnya. Hasil produk gerabahbiasanya berwujud souvenir yang pada umumnya dipasarkan dalam bentuk merahan danhanya berdasarkan pesanan. Sebagian besar masyarakat pengrajin gerabah di Panjangrejobelum mengoptimalkan diri untuk membuat desain-desain baru ataupun mengaplikasikanteknologi finishing pada produk gerabahnya. Belum lagi system pengelolaan usaha danmanajemen yang masih seadanya, sehingga hasil produksi gerabah yang dikerjakan olehpengrajin Panjangrejo belum dapat berkembang dengan baik.Kegiatan meningkatkan mutu produksi terutama dalam menciptakan desain-desainbaru dan finishing produk, teknik pewarnaan dengan warna cat dan aplikasi bahan lain yangada di sekitar pengrajin menjadi solusi tepat agar gerabah Panjangrejo memiliki ciri khas.Sistem manajemen usaha dan pemasaran juga menjadi target program pendampingan agarkelompok masyarakat pengrajin gerabah di Desa Panjangrejo mampu mengelola danmengembangkan usaha gerabahnya. Sehingga dengan program ini, masyarakat pengrajingerabah Desa Panjangrejo akan menjadi maju dalam usaha gerabah dan meningkat tarafekonominya yang didukung dengan pengeloaan usaha/ manajemen yang baik.Program ipteks bagi masyarakat (IbM) diharapakan mampu membantu permasalahanmitra dalam hal inovasi dan finishing produk gerabah di Desa Panjangrejo. Pengembangandesain diarahkan agar gerabah produksi masyarakat Panjangrejo tidak monoton berbentuksilindris, tetapi memiliki diversifikasi bentuk, dan lebih mengarah pada perbaikan mutuproduk agar mampu menembus pasar global, sehingga meningkatkan ekonomi masyarakatpengrajin gerabah Panjangrejo. Pelatihan manajemen dan pemasaran e-commerce melaluimedia on line juga menjadi sasaran program pemberdayaan masyarakat, agar pemasaranproduk gerabahnya dapat menjangkau pasar yang lebih luas secara nasional maupuninternasional. Kata Kunci: Gerabah, Panjangrejo Pundong, Desain, Finishing
UNSUR KOMBINASI PADA VISUALISASI RAGAM HIAS BATIK KLASIK SEMÈN GAYA YOGYAKARTA Suryo Tri Widodo; G.R. Lono Lastoro Simatupang; R.M. Soedarsono; SP. Gustami
Corak : Jurnal Seni Kriya Vol 5, No 2 (2016): NOVEMBER 2016
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (891.505 KB) | DOI: 10.24821/corak.v5i2.2387

Abstract

Semèn motifs on classical batik of Yogyakarta style, is a motif which visualize floral form withvarious elements motifs on it. Semèn motifs influenced Hindu-Java and Islamic culture. Influencefrom Islamic culture delivere a few motifs in stylization. From visual aspect, some of elementsmotifs on it visualize combine motifs. It become visual concept characteristic in Islam art includein semèn motifs on classical batik of Yogyakarta style. Visualization of motifs can be hide withcombined elements motifs. Keywords: semèn motifs, Yogyakarta classical batik, combine motifs
MODEL DASAR PEMBELAJARAN INSTRUMEN REBAB BAGI ANAK-ANAK TINGKAT SEKOLAH DASAR: SEBUAH UPAYA MENGGALI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI KARAWITAN JAWA Kriswanto Kriswanto
Corak : Jurnal Seni Kriya Vol 5, No 2 (2016): NOVEMBER 2016
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (820.411 KB) | DOI: 10.24821/corak.v5i2.2383

Abstract

Dewasa ini Seni Karawitan telah mengalami perkembangan luar biasa, akan tetapimasih terdapat permasalahan, terutama yang menyangkut pendidikan karawitan bagi anak usiasekolah dasar. Gamelan Jawa sebagai media penting dalam karawitan terkonsep untuk orangdewasa dan dimainkan oleh kaum laki-laki dalam sikap duduk bersila, bukan untuk anak. Apabilamengacu pada pola pengembangan pendidikan, segala bidang keilmuan termasuk SeniKarawitan harus dimulai dari tingkat sekolah dasar. Budi Raharja (PHB 2001-2002) dalampenelitiannya telah menghasilkan Gamelan Anak dengan desain sesuai dengan kebutuhan anak,akan tetapi belum ditindaklanjuti aplikasi permainan masing-masing instrumen dan perannyadalam karawitan.Rebab merupakan instrumen karawitan dalam kategori sulit dipelajari, terlebih untukanak-anak tingkat sekolah dasar, dibutuhkan waktu cukup lama untuk mempelajarinya. Gunamemenuhi kebutuhan tersebut diperlukan instrumen rebab yang sesuai dengan kondisi fisikanak, berikut model-model pembelajaran yang disesuaikan dengan tingkat kemampuannya.Penelitian ini khususnya pada tahun pertama bertujuan merancang model-model pembelajaraninstrumen rebab meliputi pengenalan dan cara memainkannya yang disesuaikan dengan teknismusikal anak. Pada tahun kedua, merealisasikan hasil penelitian yang dicapai tahun pertamauntuk disosialisasikan pada sekolah-sekolah dasar unggulan yang memiliki basic seni karawitandan jika dimungkinkan pada sanggar seni karawitan anak di wilayah Daerah IstimewaYogyakarta. Adapun penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode perancangan dansosialisai. Kata kunci: Model pembelajaran, rebab, anak-anak.

Page 1 of 1 | Total Record : 8